Tunis, Tunisia (ANTARA) - Duta Besar (Dubes) RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi meminta para mahasiswa menjadi agen moderasi beragama untuk menanamkan kecintaan terhadap agama, bangsa, dan negara.
“Kenapa moderasi beragama sangat penting karena Indonesia adalah negara Bhinneka Tunggal Ika. Keberagaman adalah takdir bagi Indonesia karena ada Islam, Kristen, Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu ,” kata Zuhairi dalam pembukaan Simposium Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan (PPIDK) Timur Tengah dan Afrika, di Tunis, Tunisia, Senin.
Dia menilai pemahaman terkait moderasi beragama harus disebarluaskan kepada semua kalangan sehingga masyarakat Indonesia tidak mudah mengatakan kafir kepada pemeluk agama lain.
Hal itu, menurut dia, karena tidak sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Dia mengatakan bahwa moderasi beragama adalah implementasi Pancasila yang merupakan falsafah ideologi bangsa Indonesia.
Baca juga: Zuhairi: Diplomasi “ziarah kubur” tingkatkan ekspor Indonesia
Baca juga: Dubes RI hadiri Forum Modernisasi Kebudayaan Liga Arab di Tunisia
Zuhairi mengungkapkan bahwa ketika dirinya berbicara di Tunisia, masyarakat negara tersebut mengakui bahwa Pancasila adalah solusi karena menjadi “jembatan” bagi keberagaman yang ada.
“Moderasi beragama adalah implementasi Pancasila, ada gotong royong di dalamnya, yaitu kerja sama dengan orang lain,” ujarnya.
Dia mengingatkan bahwa para mahasiswa Indonesia harus bersatu dalam keberagaman untuk membangun bangsa dan negara.
Zuhairi mengatakan bahwa bangsa Indonesia dibangun oleh kaum muda, contohnya para pendiri bangsa adalah pemuda yang membangun Indonesia dengan semangat dan gagasan konstruktif.
“Bung Karno menulis gagasan besar di usia 20 tahun karena itu gunakan masa muda untuk masa depan kalian. Kalau kalian 10 tahun ini tidak berhasil, maka akan gagal ke depannya karena itu harus persiapkan diri dengan baik,” katanya.
Selain itu, Zuhairi berharap Simposium PPIDK Timur Tengah dan Afrika menjadi momentum kebangkitan mahasiswa Indonesia untuk melahirkan gagasan serta gerakan bersama terkait moderasi beragama.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023